Sejarah Pemuda Muslimin Indonesia
Kebangkitan Pribumi islam dan peranan haji pada awal abad ke 20 (dua puluh) telah memberi dorongan kepada terwujudnya suatu pergerakan Nasionalis Religius yang bangkit menentang penjajahan Belanda. Atas usaha H. SAMANHUDI pada Tanggal 16 Oktober 1905 berdirilah dikalangan Pedagang dan saudagar islam di Surakarta (SOLO) suatu organisasi yang diberi nama SYARIKAT DAGANG ISLAM (SDI), Pada masa tersebut bersamaan dengan bangunnya Republik Tiongkok oleh Dr Sun Yat Sen, di Hindia Timur timbullah persaingan dagang yang hebat diantara bangsa Indonesia dengan bangsa Cina Akhirnya berdiri pula satu perkumpulan Darmo Hatmoko yang berperan membantu SDI dalam perjuangan Ekonomi pribumi.
Tujuan SDI adalah memperkuat kedudukan suatu industrialisasi (perdagangan) orang-orang Indonesia (pribumi), anggota-anggota kebanyakan haji-haji yang bergerak dilapangan usaha dan industri pembatikan dan dagang batik, dibawah pimpinan Haji Samanhudi dan dengan bantuan moril serta keuangan para haji setempat maka SDI merentangkan sayapnya sampai ke Jawa Timur. Pada waktu itu jumlah anggota SDI tercatat diperkirakan 9.000 orang, suatu jumlah yang tidak sedikit buat ukuran pada waktu itu.
Keadaan ekonomi pada umumnya pada waktu itu sedang merosot betul. Industrial Batik mengalami kesukaran keuangan yang luar biasa, panen sawah hasilnya sangat berkurang sehingga para petani makin tenggelam dalam hutang kepada tukang rentenir rumah gadai yang dikontrol oleh bangsa cina (pendatang).
Panen tahun 1910, 1911 dan 1912 sangat kurang sehingga Indonesia terpaksa import dari rangon dan Saigon. Di samping itu ada rasa ketidakpuasan terdapat pula dikalangan petani tebu untuk Onderneming Belanda. Sistem sewa tanah menghimpitt petani-petani, mereka menghendaki kredit-kredit atau pinjaman yang lebih banyak, mereka meminta pula diberikan lebih banyak waktu untuk menjalankan ibadah agama, gambaran diatas menunjukan bahwa rakyat Indonesia apakah ia haji yang berusaha dilapangan batik, ataukah petani yang bekerja diperkebunan gula Belanda atau petani pekerja sawah, semuanya sedang tergencet.
Kongres SIAP mengajukan pula mendirikan Pemuda Muslimin Indonesia.
Dalam Kongres Pertamanya Pandu SIAP (Sarekat Islam Afdeling Padvinderij) yakni pada tahun 1922, sejak itulah para pelajar Indonesia yang menggabung dalam perkumpulan pelajar menaruh perhatiannya kepada kepanduan salah satunya Pandu SIAP.
Didalam kongres SIAP (Sarekat Islam Afdeling Padvinderij) ke II yang merupakan cikal bakal dari Organisasi Kepanduan di tanah air (Pramuka) tahun 1929 dengan pertimbangan perlu wadah bagi kawan-kawan di kepanduan yang berniat berserikat / aktif dibawah bendera Pemuda, sebab sudah tidak layak lagi berada didalam kelangan kepanduan dan agar bertambah luas pengertian dan pelajarannya didalam dunia kepemudaan maka saat itulah pemuda Muslimin Indonesia dengan anjuran PB. SIAP berdiri selangkah demi langkah setahap demi tahap, walaupun tentang keputusan organisasi Pemuda Muslimin Indonesia, sebenarnya jauh sebelum itu telah pernah diputuskan dalam kongres SIAP biasanya selalu bersamaan dengan kongres Partai Syarikat Islam Indonesia PSII (sekarang; Syarikat Islam Indonesia), jadi ini berarti Kongres SIAP ke I diadakan pada tanggal 26-27 Januari 1922 di Mataram dan menjadi cikal bakal pendirian Pemuda Muslim yang akhirnya dicetuskan serta di Deklarasikannya Pemuda Muslimin Indonesia di Yogyakarta pada tanggal 25 November 1928 atau lahir sebulan setelah Soempah Pemoeda 28 Oktober 1928
Orang-orang yang berjasa dalam pembentukan dan pengembangan Organisasi
Perlu dicatat orang-orang yang berjasa pada awal pembentukan Pemuda Muslimin Indonesia:
- Bapak Soemadi
- Bapak Syamsurizal
- Bapak Abdul Gani
- Muhammad Sarjan
- Bapak A. Rahman Syamsudin
- Bapak Inting Chomsin
Reorganisasi dalam Dunia PSII dan Efektifnya buat Pemuda Muslimin
Pada bulan januari tahun 1930 di Yogyakarta, pada saat itu HOS Tjokroaminoto berhalangan hadir karena sakit dan Kongres diwakili oleh Haji Agus Salim diadakan suatu reorganisasi susunan baru dalam dunia PSII (sekarang; Syarikat Islam Indonesia), yaitu dengan menempatkan tenaga-tenaga muda dalam suatu Pimpinan yang dinamakan LAJNAH TANFIDZIYAH (LT) dan Dewan Partai (DPP).
Dari susunan itu terbagi pula atas beberapa Departemen diantara Departemen Gerakan Pemuda PSII, Ketua Departemen Gerakan Pemuda saat itu adalah Bapak Syamsurizal, tapi rupanya sudah menjadi takdirnya, bahwa Pergerakan Pemuda PSII (sekarang; Syarikat Islam Indonesia) pada waktu itu menemui nasib malang karena kurangnya pemeliharaan dalam manajemen organisasi, karena disebabkan kurangnya waktu yang ada pada bapak Syamsurizal.
Walaupun dibeberapa daerah Pemuda Muslimin Indonesia sudah mulai berkembang, namun disebabkan ketiadaan Kepemimpinan dari Departemen Pergerakan Pemuda PSII, maka perkembangan itu tidak dapat berjalan sebagai mana mestinya, dan keadaan itu berjalan sampai tahun 1931. Namun pada tahun 1931 inilah dapat kita sebut sebagai Embrio Pemuda Muslim
Zaman Kebangkitan Pemuda Muslim Indonesia
Pada tanggal 4 Desember 1932 segenap barisan Pemuda Muslimin Indonesia dan SIAP mengadakan Algemeene Aktie (Aksi serentak) keseluruhan Indonesia untuk menolak segala rintangan dan memberikan keterangan serta penerangan kepada umum tentang Asas maksud dan sifat pergerakan PSII (Sekarang; Syarikat Islam Indonesia) baik pemuda Muslimin Indonesia maupun SIAP
Confrence Pertama Pemuda Muslimin Indonesia
Setelah dicetuskannya serta di Deklarasikannya Pemuda Muslimin Indonesia di Yogyakarta pada tanggal 25 November 1928, maka Pada tanggal 29 Agustus s/d 2 Juni 1932 di Yogyakarta diadakanlah Confrence pertama dari seluruh Cabang-Cabang Pemuda Muslimin Indonesia
Hadir cabang-cabang Yogyakarta, Garut, Banjarnegara, Sukabumi, Cianjur, Tasikmalaya, Cilacap, Kebayoran Solo, Batang, Yogyakarta, Surabaya, Bandung, Tanggulan, Pare-pare, Majalaya. Pada Kongres inilah dibentuk Pimpinan Besar (PB) Pemuda Muslimin Indonesia di Ketuai oleh Bapak Mohammad Sarjan disamping itu diputuskan pula penerbitan majalah dengan nama “SENJATA PEMUDA”.
KONGRES Ke I Tahun 1934
Pada tanggal 17 s/d 27 Maret 1934 dilangsungkan Kongres Pemuda Muslimin Indonesia yang pertama bersama-sama dengan jambore yang pertama dari SIAP bertempat dikota Surakarta diputuskan dalam kongres Pemuda Muslimin Indonesia tersebut:
- Pembentukan Keputrian (Corp Puteri/COPMI) dalam Kongres Pemuda Muslimin
- Algeemene Reglement Van Orde Pemuda PSII (Sekarang;Syarikat Islam Indonesia)
- Mengesahkan tafsir asas PD/PRT pemuda Muslimin Indonesia
Perlu dicatat bahwa pimpinan pertama dari Corp Puteri Muslimin Indonesia (COPMI) adalah Ibu Yanti Aruji Kartawinata.
Pada tanggal 27-31 Oktober 1935 diadakan kongres pemuda Muslimin Indonesia yang ke II dan Jambore SIAP yang ke II bertempat di Yogyakarta.
Kongres ke III Tahun 1936
Pada tanggal 31 Oktober s/d 8 Nopember 1936 bertempat di Cirebon diadakan kongres ke III Pemuda Muslimin dan Jambore SIAP ke III, Didalam kongres ini telah diputuskan:
- Algemeen National Juged Kongres
- Praedvies tentang Sport
- Kursus Kader (Memberi Medali Emas Bulan Bintang kepada Aruji kartawinata dan
- Memilih Harsono Tjokrominoto menjadi Ketua PB Pemuda Muslimin Indonesia
Kongres Ke IV Tahun 1937
Pada tanggal 12/17 Juli 1937 bertempat di Bandung di adakan Kongres ke IV Pemuda Muslim Indonesia dan Jambore SIAP ke IV, keputusan kongres ini terlihat bahwa pemuda Muslimin bertambah dewasa didalam mengambil keputusan antara lain :
- Mengesahkan Prae-advies “Pemuda dan Ekonomi”
- Menetapkan berlakunya Ressort Conferenties dan Provencial Kongres dalam tahun 1937 -1938 untuk seluruh Indonesia
- Memberhentikan Moh. Ngali Atmodiwiryo bekas Anggota PB Pemuda Muslimin Periode Moh. Sarjan
- Memajukan Mosi agar anggota PB. Pemuda Muslim tidak rangkap Jabatan dalam LT PSII
- Menyetujui dan suara bulat keterangan mengenai Nationa Jeugd Kongres dengan terlebih dahulu mengadakan penelitian-penelitian sebelumnya pelaksanaan
- Rencana daftar usaha ntuk pemuda muslim bagian Putri
- Rencana Pemberantasan Buta Huruf (latin dan arab)
- Mengesahkan rencana Sport (pencak silat) Indonesia yang pelaksanaanya dilakukan setahap demi setahap
MENUJU KONGRES PEMUDA
Sehabis kongres Pemuda Muslimin ke IV di Bandung, nampak sekali bertambah langkah-langkah Pemuda Muslim. Bukan saja untuk kekuatan internal Organisasi, tetapi juga segenap pikiran dan tenaga dicurahkan kepada cita-cita terbentuknya “NATIONAL YOUNG CONGRES” atau KONGRES NATIONAL PEMUDA, agar segenap Pergerakan pemuda Indonesia dapat mewujudkan adanya tali ikatan yang kuat, yang erat dan kukuh diantara sesama pergerakan Pemuda Indonesia, untuk mencapai adanya Kongres Pemuda tadi, maka Kongres Ke-IV di bandung memutuskan agar semua cabang Pemuda Muslimin Indonesia diusahakan berdirinya PERIKATAN PEMUDA atau disingkat PERDA. Dan dengan adanya usaha-usaha PERDA ini, maka mau tidak mau suasana Pergerakan Pemuda Indonesia sudah mulai mengarah kesitu.
KONGRES KE-V TAHUN 1938
Bertempat di Surabaya pada tanggal 19 s/d 26 Juli 1938 diadakanlah kongres Pemuda Muslimin ke V dan Jambore SIAP ke-V keputusan antara lain adalah sebagai berikut :
- Disetujuinya “usaha pendidikan ekonomi” untuk di PLAN setahun (rencana dalam setahun)
- Barisan Pemuda Muslimin Indonesia mengadakan pengumpulan “YOUNG FONDS” (Dana Pemuda ) dari setiap cabang-cabang
- Usaha pemberantasan Buta Huruf diperlebar lapangannya yaitu diwajibkan setiap pemuda PSII memberikan pelajaran kepada tetangganya, agar supaya dapat membaca dan menulis
- Menetapkan ketua PB. Pemuda Muslim Indonesia, yaitu Bapak Soemadi (Bapak Harsono Tjokroaminoto ditetapkan sebagai ketua Departemen Pergerakan Pemuda PSII).
- Menetapkan Plan setahun tentang ilmu pengetahuan bagi pemuda Muslim sebagai alat persiapan dunia pemuda untuk cakap dan cukup dikelak kemudian harinya-mengemudikan bahtera pergerakannya.
KONGRES PEMUDA INDONESIA
Dari tahun 1932 sampai dengan 1936 Pemuda Muslim mengalami masa Kejayaannya di sebabkan selalu adanya konsolidasi organisasi yang terus menerus. Aktifitas pemuda sangat berkembang sehingga kegairahan berorganisasi terutama dibidang olah raga, kursus-kursus kader, Debating Club, didorong oleh semangat pergerakan kebangsaan waktu itu, setiap Pemuda merasa suatu keharusan bergerak dalam salah satu organisasi. Pemuda yang tidak dalam pergaulan. Itulah sebabnya maka setiap pemuda Islam saling berlomba untuk pergerakan organisasinya dan aktifitasnya masing-masing. Suatu kebanggaan pula bagi seorang pemuda apabila ia ditangkap, diadili atau dipenjarakan karena melawan pemerintah kolonial Belanda, perkembangan pemuda muslimin yang pesat ini sudah tentu diselingi pula oleh hambatan-hambatan dalam organisasi, perpecahan yang terjadi didalam tubuh Partai Syarikat Islam Indonesia (baca;PSII) membawa pula pengaruh yang tidak sedikit kedalam tubuh pemuda Muslimin Indonesia, namun Ide nasional yang pernah dicetuskan didalam kongres ke-VI Pemuda Muslimin Indonesia mempelopori terbentuknya kongres Pemuda Indonesia, tetap dijalankan dengan sekuat daya dan Tenaga.
Pada tahun 1936 terwujudlah Kongres Pemuda Indonesia di Solo yang dihadiri oleh Pemuda Muslimin Indonesia, Indonesia Muda, Persatuan Pemuda Taman Siswa, Jong Islamiten Bond, Syarikat Pekerja Pemuda Indonesia dan Pemuda Muhammadiyah, terpilih sebagai Pimpinan Harian Kongres Pemuda Indonesia Pada saat itu ialah:
Ketua : Sujono Hadinoto
Wakil Ketua : Harsono Tjokrominoto
Sekretaris : M. Gani
Wakil Sekretaris : Moh. Sin
Bendahara : Nona Hariharti, Sukanti
Tintja dan Koesman
Pembantu : Soemadhi, Dayat dan Noeh
Majelis Syuro (Kongres Nasional) Pemuda Muslimin Indonesia XII Tahun 2014
Tanpa terasa telah berjalan lima tahun, yang seyogyanya Majelis Syuro XII ini diadakan pada akhir tahun 2012, setelah di tunda beberapa kali semenjak Rapimnas Pemuda Muslim pada 27-29 Maret 2013 yang berawal akan direncanakan akhir 2013 namun dikarenakan Padatnya kegiatan-kegiatan konsolidasi dan refreshing (pergantian pengurus ditingkat cabang dan wilayah). Tibalah saatnya, maka tibalah saatnya bertepatan dengan hingar bingarnya Pemilu Pileg dan Pilpres tepat Pada tanggal 14-16 Maret 2014, Pemuda Muslimin Indonesia mengadakan Majelis Syuro (kongres Nasional) Pemuda Muslimin ke XII.
Sesuai dengan amanat Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga Pemuda Muslimin Indonesia, maka harus segera diadakan Majelis Syuro sebagai kelanjutan dari pelaksanaan Konferensi Besar (Konbes) yang telah diadakan pada pertengahan masa jihad 2009-2014. Dalam Majelis Syuro (Kongres Nsaional) sebagai pemegang kekuasaan tertinggi organisasi di tingkat pusat, PB Pemuda Muslimin Indonesia akan menyampaikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan keputusan-keputusan dari Majelis Syuro Luar Biasa XI tahun 2009, yang Selanjutnya merumuskan, menyusun, menyempurnakan program-program untuk periode berikutya.
Pada Majelis Syuro (Kongres Nasional) XII tahun 2014 kali ini mengusung tema “Merapatkan Barisan Membentuk Kepemimpinan yang Kuat Menuju Kemandirian dan Kemerdekaan Sejati”
Di hadiri 17 Pimpinan Wilayah Provinsi dari Nangroe Aceh sampai Papua barat 47 Pimpinan Cabang (PC) setingkat Kabupaten. Undangan yang hadir DPP Syarikat Islam Indonesia, Lajnah Tanfidziyah Syarikat Islam Indonesia, Kemenpora Roy Suryo (diwakili oleh Deputi bidang informasi dan komunikasi; Dr. H. Amung Ma’mun, M.Pd), Ketua Dewan Pimpinan Daerah (bapak DR. H. A.M Fatwa), Narasumber diskusi Panel (“DR. Egi Sudjana, SH, M.Si” dari SIRI dan “Aan Rustiawan” dari DPP Laskar Ampera Arief Rachman Hakim). Dan dihadiri oleh beberapa organisasi sayap Syarikat Islam Indonesia baik dari SEPMI, SEMMI, SESMI, PANDU SIAP, dan Khosanatul Amwal.
Pada Majelis Syuro (Kongres Nasional) XII, Pemuda Muslimin Indonesia berhasil kembali menetapkan beberapa keputusan melalui sidang-sidang Komisi yang terbagi menjadi tiga komisi yakni;
- komisi A membahas bidang Garis Besar Program Kerja (GBPK),
- Komisi B membahas Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga (PD/PRT) dan
- Komisi C membahas bidang Rekomendasi organisasi.
Dalam Majelis Syuro (Kongres Nasional) Ke XII kali ini terpilih kembali Ketua Umum sdr. Ir. Muhammad Muhtadin Sabili, Masa Jihad 2014-2019. Berikut susunan pengurus lengkap harian PB Pemuda Muslimin Indonesia hasil Musyawarah Majelis Syuro XII:
Ketua Umum : Ir. M. Muhtadin Sabili
Ketua I : H. Mukhlis Zamzami Can, Annadwi, MA
Ketua II : Muhammad Kasman, SE
Ketua III : Fikri Abdul Azis, SH
Ketua IV : DR. Ihat Subihat, SH, MH
Sekretaris Jenderal : Eviek Budianto, SE, Ak
Wakil Sekjend I : Arhanuddin, M.Pd.I
Wakil Sekjen II : Muhtar, S.Pd
Wakil Sekjen III : Imam Tahyudin, S.Ip, M.Si
Wakil Sekjen IV : Farhana Al Habsy
Bendahara Umum : Ir. Tedi Yusaldy
Wkl Bendahara I : Isu Rahardjo, SH
Wkl Bendahara II : Idran Nur, S.Ag